eigami.com – Selama periode 9–14 September 2025, penonton bioskop di jaringan Cinema XXI sempat dikejutkan dengan kemunculan sebuah video capaian kinerja kabinet Presiden Prabowo Subianto. Tayangan tersebut muncul sebelum film dimulai, mirip seperti iklan layanan masyarakat yang biasa kita lihat di televisi.
Isi videonya menyoroti sejumlah program prioritas pemerintah, mulai dari Makan Bergizi Gratis, Koperasi Desa Merah Putih, hingga Sekolah Rakyat. Tak ketinggalan, ditampilkan pula klaim pencapaian di sektor pangan, seperti produksi beras dan ribuan SPPG (Sentra Produksi Pangan Gabungan).
Pernyataan Resmi Pihak Pemerintah
Kepala Pusat Komunikasi dan Opini Publik (PCO), Hasan Nasbi, menjelaskan bahwa penayangan video tersebut dilakukan secara resmi dan sah, sama halnya seperti tayangan di televisi. Menurutnya, tujuan utama dari langkah ini adalah sosialisasi program kabinet kepada masyarakat luas, dengan memanfaatkan medium yang punya jangkauan besar, termasuk bioskop.
Baca Juga: Review Wednesday S1 (2022): Serial Netflix Nuansa Gotik, Misteri, dan Horor Ringan
Hasan juga menegaskan, kerja sama dengan jaringan bioskop dilakukan tanpa biaya, melainkan berkat dukungan berbagai pihak yang disebutnya sebagai stakeholder.
Alasan Pemilihan Bioskop
Bioskop dipandang sebagai salah satu media efektif untuk menyampaikan pesan pemerintah. Alasannya sederhana: jumlah penonton film di Indonesia sangat besar, dengan distribusi yang merata di berbagai kota. Menurut pengamat komunikasi, ruang bioskop menghadirkan audiens yang “terkunci” mereka cenderung menyaksikan apa pun yang diputar di layar sebelum film dimulai.
Dengan cara ini, pesan yang ingin disampaikan pemerintah punya peluang lebih tinggi untuk diterima, dibandingkan sekadar tayang di televisi atau media sosial.
Respon Publik
Meski dimaksudkan sebagai iklan layanan masyarakat, langkah ini tetap menuai pro dan kontra. Sebagian penonton menilai penayangan video capaian kabinet di bioskop terasa tidak pada tempatnya, karena mereka datang untuk mencari hiburan.
Baca Juga: Review The Long Walk (2025): Jalan Santai Menuju Neraka, Distopia Sadis ala Stephen King
Namun, ada juga yang menganggapnya wajar. Menurut kelompok ini, selama video hanya bersifat informatif dan tidak disisipi konten politik partisan, keberadaannya bisa dianggap sebagai bagian dari edukasi publik.
Analisis Singkat
Fenomena ini mencerminkan bagaimana pemerintah mulai memanfaatkan ruang-ruang non-tradisional untuk menyebarkan informasi. Jika televisi dan media sosial sudah dianggap jenuh, bioskop bisa menjadi saluran alternatif untuk menjangkau kelompok masyarakat yang lebih luas.
Meski begitu, tantangan terbesarnya adalah menjaga agar pesan yang disampaikan tidak dipersepsikan sebagai propaganda, melainkan murni informasi publik.
Kesimpulan
Penayangan video capaian kabinet Prabowo Subianto di Cinema XXI selama 9–14 September 2025 memperlihatkan strategi komunikasi baru pemerintah dalam menjangkau masyarakat. Tujuan utamanya adalah sosialisasi program prioritas, dengan cara yang berbeda dari biasanya.
Namun, respon publik tetap beragam: ada yang menilainya inovatif, ada pula yang menganggapnya mengganggu. Pada akhirnya, efektivitas langkah ini akan bergantung pada bagaimana masyarakat memaknai pesan yang disampaikan. apakah sebagai bentuk transparansi pemerintah, atau justru sekadar kampanye terselubung.